Mungka, Lima Puluh Kota – Berkaitan dengan situasi kejadian Luar Biasa (KLB) Poliomyelitis yaitu Penyakit Polio dengan awal 7 provinsi di Indonesia, menjadikan adanya 399 Kabupaten/Kota yang ikut memiliki resiko tinggi, termasuk Provinsi Sumatera Barat. Untuk menurunkan resiko Kejadian Luar Biasa (KLB) ini perlu dilakukan pemberian imunisasi secara nasional melalui kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, Kamis (25/07/2024).
Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah Nagari Mungka berdasarkan surat edaran Bupati Lima Puluh Kota Nomor: 442.5.1/2819/SJ bersama Puskesmas Kecamatan Mungka menjadi salah satu sasaran sosialisasi dan launching PIN Polio.
Selama tiga hari berturut-turut, mulai 24 hingga 26 Juli 2024, Nagari Mungka sukses menggelar imunisasi polio. Dengan melibatkan SDN 01 Nagari Mungka sebagai lokasi peluncuran dan belasan posyandu, kegiatan ini menjangkau ratusan anak. Pemerintah Nagari Mungka, tim medis, kader kesehatan, dan mahasiswa KKN Unand Mungka bekerja maksimal mengunjungi Posyandu Mekar 1, Posyandu Rose, Posyandu Kamboja, Posyandu Mekar 3, TK An-Najm, Posyandu Mekar 2, Posyandu Edelweiss, Posyandu Dahlia, dan Posyandu Teratai untuk memastikan seluruh anak mendapatkan perlindungan dari polio.
Polio sendiri merupakan penyakit mematikan yang mengintai anak-anak dan mengancam masa depannya. Virus polio yang menyerang sistem saraf pusat ini dapat melumpuhkan penderitanya seumur hidup. Bayangkan, anak-anak yang seharusnya bermain riang, justru terbaring lemah karena polio. Penyakit ini sangat mudah menular melalui kontak dengan tinja atau air yang terkontaminasi. Anak-anak yang sering bermain di sungai atau lingkungan tidak bersih sangat rentan terinfeksi.
“Polio ini bagus untuk anak. Respon orang tua positif, baik, dan kebetulan para orang tua juga sudah mengetahui kegiatan polio ini. Kebanyakan anak-anak kan takut disuntik, jadi orang tua juga memberikan pengertian kepada anak kalau imunisasi ini tidak disuntik tetapi diteteskan saja. Anak-anak pun semangat dan mau diimunisasi”, ujar Neneng salah satu orang tua dari anak-anak yang melakukan imunisasi polio tersebut di SDN 01 Mungka.
Epi Adri, SKM., M.MKes. selaku Wali Nagari Mungka juga mendukung penuh kegiatan PIN Polio ini dengan ikut membersamai kegiatan imunisasi setiap posyandu yang ada di Nagari Mungka. Selain itu, beliau juga memberikan sedikit edukasi tentang tata cara pengukuran tinggi badan dan berat badan yang benar. Edukasi yang beliau berikan kepada mahasiswa KKN tersebut berdasarkan latar belakang beliau sebagai salah satu lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Andalas.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh dokter, bidan, maupun kader Posyandu dengan mahasiswa KKN Unand Mungka 2024 yang membersamainya. Mahasiswa KKN dari Fakultas Kedokteran pun ikut terjun langsung membantu dalam memberikan imunisasi yang dilakukan secara oral atau diteteskan ke dalam mulut. Hal ini bentuk realisasi dari teori yang selama ini didapatkan di kampus kemudian dipraktekkan secara langsung dalam masyarakat.
Imunisasi polio ini diselenggarakan selama tiga hari yang dibersamai oleh Mahasiswa KKN dengan dibagi dalam beberapa kelompok yang kemudian disebar di beberapa titik posyandu, dalam rangka ikut serta membantu ibu-ibu kader untuk melaksanakan imunisasi. Kegiatan ini termasuk kedalam wujud pengabdian program kerja sosial masyarakat.
Balita dan anak-anak usia di bawah 7 tahun menjadi fokus utama dalam kegiatan imunisasi polio kali ini. Tetes polio yang diberikan secara oral diharapkan mampu memberikan perlindungan maksimal bagi mereka. Sebelum menerima imunisasi, setiap anak akan diperiksa kesehatannya. Anak-anak yang sedang tidak fit, seperti demam atau sedang mengonsumsi obat, akan ditunda imunisasinya.
Dalam kegiatan imunisasi tersebut, anak didaftarkan terlebih dahulu dan memberikan data diri berupa fotocopy KK dan data diri anak. Data tersebut pun ditulis di kartu KMS yang nantinya diberi ke dokter atau bidan. Setelah itu, anak ditimbang dan diukur tinggi badannya. Bagi anak batita, diukur dengan cara terlentang, sedangkan anak yang sudah dapat berdiri dengan benar dapat mengukur badan dengan cara berdiri. Setelah itu, anak diberi vaksin secara oral oleh dokter maupun bidan yang bertugas. Adapun data diri, hasil berat dan tinggi badan, serta tanggal pemberian vaksin dicatat dalam buku besar khusus. Hal ini akan memudahkan petugas Posyandu untuk mendata anak-anak yang sudah mengikuti imunisasi maupun untuk melihat perkembangan tumbuh dan kesehatan anak. Setelah itu, anak pun diberi kacang hijau dan buah semangka dengan harapan akan menambah nutrisi pada anak.
Program imunisasi polio di Nagari Mungka terus berlanjut. Setelah sukses digelar pada bulan ini, kegiatan serupa akan kembali dilaksanakan pada awal Agustus mendatang. Selain menjadi momen untuk memantau perkembangan kesehatan anak-anak, kegiatan ini juga sebagai kesempatan untuk memberikan dosis vaksin polio kedua. Demi memastikan tumbuh kembang yang optimal dan terhindar dari penyakit, kader Posyandu menggelar imunisasi bulanan. Dengan begitu, kesehatan anak-anak di Nagari Mungka senantiasa terjaga.**
Sumber : Arra Isna Umida, Doeta Rizawan Milal, Maria Mangara Itho,
Foto: Danil Febrian