OPINI
STYLE BERPAKAIAN CAGUR ZAMAN SEKARANG
Oleh: Armet
Kalau kita perhatikan pada saat sekarang ini, cara berpakaian beberapa mahasiswa keguruan di perguruan tinggi khususnya di STKIP PGRI tidaklah mencerminkan dia seorang calon guru alias cagur. Kenapa tidak, sering kita lihat mereka pergi ke kampus layaknya seperti orang mau pergi ke mall. Kostumnya luar biasa sekali, bagi para cewek ia memakai celana leging dan baju kaos yang sangat ketat sekali, sedangkan bagi para cowoknya celana identik dengan celana pensil serta memakai kaos oblong dan memegang satu buah buku binder ataupun buku yang diletakkan dalam kantong celana setiap pergi ke kampus. Apakah itu yang dinamakan dengan seorang calon guru?. Tidak sama sekali, itu bukanlah seorang calon guru yang patut untuk di contoh oleh anak didiknya nanti.
Seharusnya calon guru yang baik dalam berpakaian adalah guru yang memakai baju bleser, rok dasar, batik dan sepatu hill bagi para cewek, sedangkan bagi cowok memakai celana dasar, baju batik baju kemeja dan sepatu kulit. Karena dengan memakai pakaian tersebut seorang calon guru akan kelihatan rapi, sopan, indah dipandang orang maupun dosen, serta akan menunjukkan kewibawaan seorang gurunya. Dengan seringnya kita berpakain seperti guru untuk kuliah, kita akan terbiasa nantinya kalau sudah menjadi guru.
Guru merupakan sosok yang ingin dicontoh oleh anak didiknya, apa yang dilakukan oleh guru maka anak didiknya juga mengikuti. Seperti pepatah mengatakan “ guru kencing berdiri, anak murid kencing berlari” dan janganlah hal tersebut sampai terjadi. Kalau guru tidak bisa memberikan contoh yang baik terhadap anak didiknya, apa yang akan terjadi pada anak didiknya nanti! Walaupun itu hanya hal kecil dalam berpakaian saja.
Cara berpakaian dari seseorang akan menentukan watak dan sifat dari seseorang individu. Orang akan bisa menilai baik buruknya kita dari cara berpakaian. Begitu juga dengan seorang guru. Maka dari itu milailah dari sekarang berpakaian dalam proses perkuliahan layaknya seorang guru, karena kita nantinya akan menjadi guru. (Armet G/2010)