Banyak kasus bermunculan perihal memilih jurusan di perguruan tinggi. Contohnya Andi, mahasiswa tingkat tiga fakultas hukum. Katanya, “saya sebenarnya ingin jadi psiolog, tetapi karena tertarik dengan bidang hukum, akhirnya saya memutuskan untuk masuk fakultas hukum. Tapi lama-kelaman saya tidak sanggup di bidang tersebut.
Memilih bidang studi yang tepat untuk kelanjutan pendidikan kita tidaklah mudah. Walau sekedar memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Banyak factor yang melatar belakangi. Seperti: ikut-ikutan teman dan masalah gengsi.
Pemilihan jurusan masih sering dikaitkan dengan soal gelar, gengsi, keren tidak keren dan berbagai kesombongan dan ketidaktahuan yang sebenarnya bertentangan dengan konsep menuntut ilmu. Dengan memilih jurusan ekonomi kedokteran, teknik atau hukum, merasa lebih dihargai.
Antara minat, bakat dan niat sering kita melihat sarjana nganggur yang akhirnya jadi “pengacara” alias penganguran banyak acara atau mahasiswa yang DO kuliah.
Bakat dan minat bisa diketahui oleh diri kita sendiri, namun sering kali kita memiliki banyak minat dan bakat, sehingga tidak mengetahui secara pasti apa minat dan bakat yang paling sesuai. Di sinilah kita bisa memanfaatkan tes psikologi atau psikotes. Dngan bantuan psikolog kita bisa menentukan jurusan apa yang baik untuk kita dalami.
Karya: Marlina Susanti