Saturday, November 30, 2024
Home Mahasiswa Karya Cerpen: Akankah Impianku Terjamah? (Karya: Roza Perdana Wati)

Cerpen: Akankah Impianku Terjamah? (Karya: Roza Perdana Wati)

Akankah Impianku Terjamah?

Oleh: Roza Perdana Wati

Siang itu matahari memancarkan sinarnya, kota Padang memang terkenal beriklim panas karena berada pada dataran rendah. Meskipun demikian, banyak diantara anak-anak bangsa yang mengincar kota ini sebagai tempat meraih masa depan. Kenapa tidak, berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta berada di kota ini. Tak salah lagi kota ini diramaikan oleh lautan mahasiswa yang berasal dari berbagai penjuru negeri.

Di kota Padang, tepatnya di daerah Gunung Pangilun terdapat sebuah kampus yang terkenal dengan nama kampus pesisir. Mahasiswa-mahasiswanya sering menamakan “Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pesisir” yang disingkat STKIP PGRI SUMBAR. Gila kali yah…? emang tu kampus punya nenek  moyangnya. Tapi, emang benar juga semua mahasiswa di kampus tersebut pada umumnya berasal dari Pesisir Selatan. Tak kalah lucunya juga mahasiswa yang berasal dari daerah lain bisa ikut-ikutan menirukan bahasa Pesisir karena logatnya yang masih kental.

“Aduh, siang ini panas banget ya!”, ujar Fiona mahasiswa jurusan bahasa Indonesia yang memiliki tubuh proposional dan berwajah oval itu sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan buku tulis miliknya. Ia seakan-akan ingin cepat-cepat keluar dari ruang perkuliahan yang tidak memiliki kipas angin tersebut. Sementara pak Haryo masih asyik memainkan ujung spidolnya di papan tulis.

“Ah… Keyla, aku gak tahan lagi nih?, mau ku buka aja jilbab ini rasanya saking panasnya!, bisik Fiona. “sabar, sabar Fio, ntar lagi perkuliahan juga selesai koq, mendingan dengerin dulu tu penjelasan pak Haryo mengenai tugas lapangan kita minggu depan”, ujar Keyla. Keyla terkenal sebagai anak yang rajin dan suka menolong, tiap semesternya ia selalu meraih IP tertinggi di kelasnya. Kenapa tidak, ia sangat berambisi untuk meraih gelas S. Pd nantinya dan dapat membahagiakan orang tuanya.

Ketika perkuliahan selesai, mereka meninggalkan ruang perkuliahan yang berada di lantai empat. Sambil menuruni anak tangga mereka bercerita tentang keadaan kampus yang sangat memprihatinkan. Kampus STKIP memang terbilang kecil untuk menampung ribuan mahasiswa yang tiap tahunnya bertambah banyak. Gedung perkuliahan yang masih sedikit dan minimnya fasilitas yang tersedia. Namun semua itu tidak menyurutkan hati Keyla untuk tetap gigih menuntut ilmu di kampus tersebut.

Di sebuah kantin kampus Fiona dan Keyla melihat Yossi teman satu kelasnya sedang duduk sendirian di deretan beberapa kursi yang kosong. Merekapun langsung menghampiri Yossi seraya berkata, “ Yos… koq sendirian aja kita-kita boleh gabung khan?, sapa Fiona. Sapaan lembut Fiona tidak digubris sedikitpun oleh Yossi. Karena kesalnya Fiona langsung pergi yang meninggalkan Keyla dengan Yossi. “Yossi, sepertinya kamu lagi ada masalah, jika kamu mau berbagi dengan ku aku siap menjadi sahabat curhatmu hari ini”, sapa Keyla. “Aku malu ceritainnya sama kamu Key, karena ini masalah keluargaku”, ujar Yossi.  Kenapa harus malu, bukankah dengan berbagi kamu bisa mengurangi beban pikirannmu?, tambah keyla.

***

Lama-kelamaan Yossipun mengisahkan keadaan keluarganya saat ini. Ayah dan ibunya selalu bertengkar di rumah, sementara itu, adiknya selalu sakit-sakitan karena kurangnya perhatian orang tua. Melihat keadaan seperti itu ia seolah terbebani karena ia anak pertama dan menjadi satu-satunya contoh yang baik buat adik-adiknya kelak jika ia mampu menunjukkan keberhasilannya. Kadang kala ia menjadi pesimis dan patah arang untuk kuliah, padahal impian terbesarnya ialah melihatkan pada orang tuanya nanti ketika ia mengenakan toga  dan gelar S.Pd pun melekat pada namanya.

“Ya,,, gitulah Key yang aku alami saat ini, aku tidak hanya terbebani oleh tugas kuliah yang menumpuk, namun juga dengan masalah keluarga ku sendiri”, ujar Yossi setelah menceritakan semua kisahnya pada Fiona. “aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan saat ini koq Yos… hidup ini memang penuh dengan lika-liku, kadang ada masa bahagianya dan kadang kala kita pun bisa dibenturkan pada suatu persoalan hidup. Namun semua itu, tergantung pada kita bagaimana kita bisa menyikapinya dengan baik. Yang penting kamu sekarang tetap optimis dengan kuliahmu, jangan larut pada satu masalah karena tidak hanya akan mengecewakan dirimu sendiri, tapi juga dengan keluargamu nantinya”, tambah Keyla.

Mendengar penjelasan dari Keyla, Yossi langsung terdiam dan ia pun tak dapat menyeka air mata yang mendesak ingin menetes saat itu. Key… makasih ya, kamu memang sahabat terbaikku, aku bangga punya sahabat sepertimu?, ujar Yossi sambil terisak-isak. Udahlah Yos, kamu udah ku anggap sebagai saudara ku sendiri, maka apa yang kamu rasakan akupun juga ikut merasakannya. Mereka lalu berdekapan di kantin siang itu dan Keyla berusaha melapangkan hati Yossi untuk tetap sabar dalam menghadapi persoalan.

Sesaat setelah itu merekapun berpisah, karena jam sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB Yossi harus megikuti perkuliahan yang kedua. Sementara itu, Keyla berencana mau ke perpus mencari buku sumber untuk tugas perkuliahannya. Keyla memang anak yang cekatan, saat dosen memberikan silabus ia sudah tak sabar lagi untuk mencari buku sumber mencerna mata kuliah yang diberikan dosen. Karena keseringan ia ke perpus, petugas di sanapun sudah akrab dengannya.

Siang itu perpus memang ramai oleh mahasiswa yang sedang mencari tugas atau sekedar duduk-duduk untuk online. Keyla duduk di bangku paling pojok dengan membawa buku tulis dan sebuah pena kesayangannya. Hasratnya untuk mencari buku sumbertiba-tiba ia urungkan karena ia masih teringat dengan masalah yang dialami oleh temannya di kantin tadi. Keylapun sudah tak sabar ingin menyetor kata-kata yang bergentayangan dipikirannya. Goresan tintapun menari indah pada buku tulisnya. Dengan asyiknya ia mulai menuliskan kisah hidup temannya tadi menjadi sebuah cerpen yang dapat menginspirasi mahasiswa-mahasiswa lainnya.***

RELATED ARTICLES

Tim PKM UNAND dan Bee Center Bilologi FMIPA UNAND bersama DPRM DIKTI Dampingi Budidaya Lebah Tanpa Sengat (Galo-galo)

Oleh: Henny Herwina, Dosen Biologi FMIPA, Pengelola Bee Center Jurusan Biologi FMIPA UNAND Kampusindo.com-Kawasan Puncak Labuang, menjadi salah satu lokasi pendampingan Bee Center UNAND dalam...

Mahasiswa KKN UNAND gelar Edukasi Budidaya Lebah Tanpa Sengat (Galo-Galo) dan Pengembangan Produk Madu Asli di Nagari Mungka

Mungka, Lima Puluh Kota-Dosen Biologi Universitas Andalas dan Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Henny Herwina bersama Mahasiswa KKN UNAND Nagari Mungka, Kec. Mungka, Kab. 50...

Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Masyarakat, Mahasiswa FKM Unand Adakan Penyuluhan

Oleh: Randy Novirsa, SKM., MKM., PhD Padang - Tim Pengabdian Masyarakat FKM Unand melakukan kegiatan penyuluhan yang diketuai oleh Randy Novirsa, SKM., MKM., PhD, dengan...

Most Popular

Tim PKM UNAND dan Bee Center Bilologi FMIPA UNAND bersama DPRM DIKTI Dampingi Budidaya Lebah Tanpa Sengat (Galo-galo)

Oleh: Henny Herwina, Dosen Biologi FMIPA, Pengelola Bee Center Jurusan Biologi FMIPA UNAND Kampusindo.com-Kawasan Puncak Labuang, menjadi salah satu lokasi pendampingan Bee Center UNAND dalam...

Mahasiswa KKN UNAND gelar Edukasi Budidaya Lebah Tanpa Sengat (Galo-Galo) dan Pengembangan Produk Madu Asli di Nagari Mungka

Mungka, Lima Puluh Kota-Dosen Biologi Universitas Andalas dan Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Henny Herwina bersama Mahasiswa KKN UNAND Nagari Mungka, Kec. Mungka, Kab. 50...

Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Masyarakat, Mahasiswa FKM Unand Adakan Penyuluhan

Oleh: Randy Novirsa, SKM., MKM., PhD Padang - Tim Pengabdian Masyarakat FKM Unand melakukan kegiatan penyuluhan yang diketuai oleh Randy Novirsa, SKM., MKM., PhD, dengan...

Konsorsium Biologi Indonesia Adakan Rakernas di Universitas Andalas

Padang – Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di gedung Convention Hall Universitas Andalas. Rakernas ini dihadiri oleh 55 orang perwakilan...

Recent Comments