Kampusindo.com – Untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, dosen dan mahasiswa KKN Universitas Andalas mengedukasi masyarakat untuk budidaya lebah Galo-galo di Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat
“Kegiatan Edukasi dan pendampingan Budidaya lebah tidak bersengat (galo-galo) di Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur telah dimulai sejak Survey awal Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (UNAND) di Nagari Tigo Balai pada Akhir Mei 2023 lalu,” kata Bima Sobari Warman didampingi Alvia Rahmi, dan Fadlan Azhar Zuliat melalui informasi relis yang dikirimkan ke redaksi, Sabtu 12-08-2023
Lebih lanjut, sebut Bima pengenalan lanjutan terhadap lebah madu dan potensinya dilaksanakan pada bulan Juli, dimana Dr. Henny Herwina menghadiahkan sebuah koloni percontohan pada salah seorang Kepala Jorong berupa koloni lebah yang biasa kita temukan di perumahan, dari jenis lebah galo-galo Tetragonola fucobaetalta.
Pada awal Agustus ini, mahasiswa KKN beserta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) juga mendatangkan Ketua Asosiasi Perlebahan Indonesia Daerah (APIDA) Sumbar, Dr Jasmi untuk melanjutkan edukasi budidaya galo-galo dengan pengenalan koloni jenis lebah budidaya yang lebih besar dari jenis.
Selain itu materi yang sangat dinanti warga adalah pemindahan koloni dari alam atau pemukiman, ke kotak pemeliharaan. Kegiatan ini diadakan di rumah Wali Jorong Taruyan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur. Kegiatan terakhir ini dihadiri oleh warga dari berbagai jorong yang ada di Kenagarian Tigo Balai. Melalui kegiatan tersebut dosen dan narasumber langsung mempraktekkan di lapangan tentang langkah-langkah pemindahan koloni galo-galo jenis kecil di perumahan serta bagaimana proses pemanenan madu dari galo-galo tersebut.
Dr. Jasmi, Ketua APIDA Sumbar selaku pemateri pemindahan koloni galo-galo memaparkan bahwa pemindahan koloni galo-galo tergantung pada posisi di mana ratu koloni galo-galo itu berada. Beberapa metode pemindahan yang biasa digunakan yaitu metode tarik, metode wadah jebakan, dan metode memindahkan seluruh sarang. Pada kesempatan sosialisasi ini metode yang digunakan adalah metode pemindahan seluruh sarang beserta ratu galo galo ke wadah pemindahan.
“Metoda yang mudah diaplikasikan yaitu pemindahan seluruh sarang, misalnya terdapat koloni pada sebuah batang pohon, maka dipotong sekitar 15 cm pada bagian atas dan bawah dari koloni yang menempel pada pohon tersebut,’’ ujar Jasmi.
Adri Kepala Jorong Taruyan yang juga ikut serta dalam sosialisasi tersebut antusias dan bertanya tentang prosesi pemindahan koloni galo-galo. “Bagaimana cara memindahkan koloni galo-galo jika berada pada sela-sela rumah?,’’ tanya Adri. Hal itu dijelaskan Henny Herwina, DPL KKN yang juga pemateri bahwa pemindahan koloni galo-galo pada sela-sela rumah dapat dilakukan dengan metoda khusus.
“Proses pemindahan ini dilakukan dengan menempelkan wadah yang telah diberi lubang pada dua sisinya pada jalur keluar masuknya galo-galo. Kemudian secara bertahap galo-galo akan berpindah dari celah pada rumah ke wadah tersebut. Jika kotak pemindahan telah diisi oleh lebah dengan berbagai kelengkapan sebuah koloni dimana telah terdapat ratu, pekerja dan stadia pradewasa lainnya, barulah kotak bisa diletakkan di tempat terpisah,’’ jawab Henny.
Budidaya galo-galo sendiri telah terbukti dapat memberi manfaat kepada upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini disebabkan harga jual dari madu yang cukup tinggi di pasaran. Warga tampak tertarik dengan pemindahan koloni galo-galo yang disosialisasikan. Pada momen tersebut warga yang hadir dapat melihat langsung proses pemindahan koloni galo-galo. Sosialisasi ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat kenagarian Tigo Balai tentang cara pemindahan koloni galo-galo yang menurut warga sangat banyak berada disekitar tempat tinggal mereka.
Setelah proses percontohan pemindahan koloni pada salah satu Jorong ini, selanjutnya mahasiswa KKN melakukan pendampingan ke Jorong lainnya untuk pemindahan koloni dan memanen madu galo-galo dari sarang yang terdapat pada area pemukiman melalui proses ini. Semoga proses budidaya galo-galo di Nagari Tigo Balai terus berkembang kedepannya. (*)